PENERAPAN METODE KARYAWISATA SEBAGAI UPAYA MENJADIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL TERPADU LEBIH MENARIK DAN DIMINATI SISWA KELAS KELAS VII MTs SUBULUS SALAM SUKODONO PUJER BONDOWOSO



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Sebagaimana kita ketahui, bahwa pekerjaan guru adalah pekerjaan professional oleh karena itu diperlukan kemampuan dan kewenangan, kompetensi itu dapat dilihat dari kesanggupan menjalankan peranannya sebagai guru, pengajar, pembimbing administrator, dan sebagai Pembina ilmu. Salah satu dari segi pembinaaan kemampuan itu ialah sejauh mana guru tersebut menguasai metodologi media pendidikan di sekolah untuk kepentingan anak didiknya, sehingga memungkinkan perkembangan anak didik secara optimal sesuai dengan tujuan pendidikan umumnya.
Dalam kegiatan pembelajaran, guru mentransfer pengetahuan kepada siswa. Guna keperluan ini harus ada komunikasi antara guru dengan siswa. Karena pengetahuan itu kompleks, maka komunikasi tersebut tidak dapat dinyatakan dengan kata-kata saja, tetapi diperlukan media pembelajaran atau alat peraga, alat ini disebut alat pandang dengan atau Audio Visual Aids (AVA).
Dalam penerapan di lapangan, ilmu pengetahuan social memerlukan pendekatan yang berbeda dari pendekatan, disamping mendapat konsep mutlak diperlukan.
Selain itu kreatifitas siswa dalam kegiatan pembelajaran merupakan modal yang perlu direncanakan dan dikelolasupaya kegiatan belajar mengajar berjalan optimal. Salah satu usaha untuk menciptakan hasrat dan ketertarikan terhadap ilmu pengetahuan social tertanam dalam diri siswa yaitu dengan cara mengkondisikan pola-pola pembelajaran yang lebih maju yang tidak lagi dibatasi oleh empat dinding kelas saja, tetapi sudah bias mengakses kelingkungan diluar kelas, bahkan diluar sekolah, apakah itu lingkungan kerja, alam atau kehidupan masyarakat. Selain itu seorang guru dituntut untuk menguasai beberapa metode dan pendekatan belajar agar ia dengan mudah dapat dan tepat dalam mengefektifkan prosese belajar mengajar.
Dalam pembelajaran ilmu pengetahuan social di era gelobal ini, metode pembelajaran sangat berperan penting dalam rangka menciptakan suasana keaktifan, keefektifan proses belajar mengajar salah satunya adalah menggunakan metode karyawisata. Metode ini lebih mengarahkan siswanya agar lebih relevan dengan fenomena yang terjadi dimasyarakat dan lingkungan sekitar. Dengan asumsi siswa berasal dari masyarakat. Itu sebabnya guru dalam proses belajar mengajar dipandang perlu menerapkan metode karyawisata (Field Trip).
Berdasarkan fenomena di atas, maka dalam penelitian ini kami mencoba menerapkan pembelajaran menggunakan metode karyawisata dengan judul “Penerapan Metode Karyawisata sebagai Upaya Menjadikan Ilmu Pengetahuan Sosial Lebih Menarik dan diminati Siswa Kelas VII MTs Subulus Salam Sukodono Pujer Bondowoso Tahun Pelajaran 2015 – 2016.” dengan Harapan Semoga dapat memotivasi dan menimbulkan timbale balik bagi siswa sehingga siswa lebih kreatif dalam kegiatan belajar mengajar.   
B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang akan kami bahas antara lain:
1.      Apakah penerapan metode karyawisata dapat menimbulkan motivasi sehingga ilmu pengetahuan sosial lebih menarik dan diminati siwa kelas VII MTs Subulus Salam Sukodono Pujer?
2.      Bagaimana penerapan metode karyawisata dapat menggairahkan dan diminati oleh siswa kelas VII MTs Subulus Salam Sukodono Pujer?
C.    Tujuan Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilakukan dengantujuan sebagai berikut :
1.      Untuk mengetahui seberapa jauh efektivitas penerapan metode karyawisata dalam menggairahkan minat siswa kelas VII terhadap ilmu pengetahuan sosial.
2.      Untuk memperoleh jawaban tentang cara penerapan metode karyawisata sebagai upaya menjadikan ilmu pengetahuan sosial lebih menarik dan diminati siswa. 
D.    Hipotesis Tindakan
Dengan menggunakan metode karyawisata pada pembelajaran ilmu pengetahuan sosial, akan menimbulkan keaktifan dan keefektifan dalam kondisi yang edukatif pada kegiatan proses belajar mengajar serta membekali siswa beberapa keterampilan sikap terhadap penguasaan konsep pembelajaran ilmu pengetahuan sosial.
E.     Manfaat Penelitian
1.      Bagi Lembaga
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi guru dalam mengolah dan mengatur proses pembelajaran, khususnya dalam pembelajaran IPS di MTs Subulus Salam Sukodono Pujer Bondowoso.
2.      Bagi Peneliti
a)      Mempertajam pemahaman terutama mengenai strategi-strategi pembelajaran (konsep) penerapan metode karyawisata.
b)      Memberikan nilai positif bagi kami untuk mengenali dan memahami karakteristik dan ragam cara belajar siswa.
c)      Memberikan motivasi bagi kami untuk terus belajar dan bereksplorasi diri untuk mengembangkan model-model pembelajaran yang efektif, kreatif, inovatif dan menyenangkan.
3.      Bagi Siswa
a)      Dapat menumbuhkan sikap ingin tahu terhadap permasalahan yang sedang dan akan dialaminya.
b)      Dapat menumbuhkan sikap kritis siswadalam pembelajaran IPS khususnya.
c)      Dapat merangsang belajar siswa dari yang konvensional kepada model pembelajaran yang bervariatif.



F.     Sistematika Pembahasan
BAB I     : Pendahuluan, pada bab ini menjelaskan tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis tindakan, dan sistematika pembahasan.
BAB II    : Kajian Pustaka, padab bab ini menjelaskan tentang metode karyawisata, kekurangan dan kelebihan metode karyawisata, karakteristik pelajarn IPS Terpadu.
BAB III  : Metode Penelitian, pada bab ini menjelaskan rancangan penelitian yang terdiri dari tahapan penelitian, siklus penelitian, instrument penelitian, setting penelitian, tekhnik pengumpulan data, dan analisis data.
BAB IV  : Penyajian data dan hasil penelitian, bab ini menjelaskan tentang pelaksanaan tindakan siklus 1 dan pelaksanaan tindakan siklus 2.
BAB V    : Penutup, pada bab ini menjelaskan tentang kesimpulan dari hasil penelitian serta saran yang diharapkan dapat memberikan manfaat dan nilai tambah terhadap pengembangan pembelajaran IPS kedepan.






BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A.    Metode Karyawisata
1.      Definisi Metode Karyawisata
Metode karyawisata adalah cara penyajian pembelajaran dengan membawa siswa mempelajari sumber – sumber belajar diluar kelas (Abu Ahmadi, 1986, Metode Penelitian, Bandung CV Amrico, hal : 52). Banyak istilah yang digunakan, tetapi maksudnya sama dengan karyawisata, seperti widyawisata, study tour, dan mungkin ada lagi istilah lain. Hal ini tidak menjadi persoalan asalkan dengan maksud sama yaitu membawa siswa keluar dalam rangka mempelajari sumber – sumber belajar yang tersebar luas diluar kelas atau dalam sekolah dalam kaitannya dengan materi pembelajaran di sekolah. Kalu tidak demikian, maka ia lebih merupakan kegiatan rekreasi saja dan bukan sebagai metode mengajar.
Dari definisi di atas, maka metode karya wisata dapat disimpulkan bahwasanya metode ini lebih mengacu pada eksistensi pendidikan di sekolah tidak bias melepaskan diri dari kehidupan di masyarakat agar pendidikan itu lebih relevan dengan kebutuhan atau permasalahan di masyarakat. Dengan kata lain agar siswa memiliki keterampilan lebih dari apan yang didapat melalui konsep pembelajaran.
2.      Jenis – jenis Karyawisata
Karyawisata dapat dilakukan melalui berbagai jenis, antara lain:
a.       Karyawisata dalam waktu singkat.
Yang dimaksud dengan karyawisata singkat disini ialahdapat dilakukan dalam waktu tidak lebih satu hari, mungkin dalam sepuluh, duapuluh menit seperti membawa siswa untuk mempelajari tentang alat – alat produksi tradisional, atau beberapa jam saja seperti mempelajari peninggalan sejarah di museum yang dapat di capai dan dilaksanakan dalam waktu sehari.

b.      Karyawisata dalam waktu panjang.
Waktu panjang yang dimaksud disini tentunya relative, dapat dilakukan dalam 2 – 4 hari, 1 – 2 minggu, dan seterusnya. Tentu saja karyawisata yang memerlukan waktu panjang ini memerlukan perencanaan yang matang, biaya, serta pertimbangan relevansi dan pentingnya objek yang perlu dipelajari dalam kunjungan itu.
3.      Perencanaan Karyawisata
Karyawisata sebagai suatu metode mengajar merupakan bagian tak terpisahkan dari system yang dikembangkan guru dalam bentuk program pengajaran, tetapi dapat pula merupakan program sekolah. Untuk ini ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara lain (Roestiyah, NK, 1989, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta Bina Aksara, hal : 125) :
a.       Menentukan tujuan karyawisata dalam rangka tujuan suatu topik bidang studi atau beberapa bidang studi.
b.      Menentukan objek dan materi atau permasalahan beserta bagian atau sub permasalahan yang perlu di pelajari siswa selama karyawisata.
c.       Dimana dan bagaimana mencapai objek itu, serta berapa lama berada di objek karyawisata, termasuk dalam perjalanan.
d.      Sudah tentu butuh biaya dan perlengkapan seperlunya.
e.       Mungkin juga perlu semacam panitia dengan seksi –seksi sesuai dengankebutuhan.
f.       Pembagian kelompok yang sesuai dengan permasalahan atau sub permasalahan (materi) yang akan dipelajari pada objek karyawisata.
g.      Untuk mengarahkan kegiatan – kegiatan belajar siswa pada objek karyawisata, buatlah pedoman wawancarara dan atau pedoman observasi.
h.      Mungkin juga diperlukan rekomendasi untuk kegiatan karyawisata, baik dari lembaga yang mengelola objek karyawisata, izin kepolisian, dan izin dari orang tua siswa.
i.        Mengadakan observasi pendahuluan oleh panitia, terutama objek yang baru pertama kali dikunjungi dan jauh untuk menghindari kegagalan.
j.        Jumlah peserta (siswa dan guru pembimbing) serta kebutuhan observasi.
k.      Usahakan berbagai fasilitas yang diperlukan seperti P3K, konsumsi, dan lain-lainnya.
4.      Pelaksanaan Karyawisata
Dalam rangka pelaksanaaan karyawisata ada beberapa hal yang penting diperhatikan, antara lain:
a.       Sebelum pemberangkatan, periksalah seluruh persiapan seperti jumlah peserta, pedoman wawancara atau pedoman observasi, surat–surat izin, dan hal-hal penting lainnya agar tidak ada yang tertinggal.
b.      Perhatikan kesesuaian waktu keberangkatan dengan waktu rencana penerimaan.
c.       Pada waktu berada disekitar objek karyawisata, perhatikan kegiatan-kegiatan siswa agar terarah kepada objek studi yang menjadi prioritas.
d.      Sekalipun unsur rekreasi penting, jadikanlah sebagai prioritas kedua.
e.       Apabila menemui masalah, segeralah dicari jalan keluarnya dengan merundingkan dengan semua panitia dan guru pembimbing.
f.       Perhatikan kesehatan peserta, juga pelayanan konsumsi dan obat-obatan.
g.      Sempatkan waktu untuk mendiskusikan hasil kunjungan dan studi pada objek karyawisata, dilanjutkan dengan membuat laporan karyawisata.
h.      Perhatikan waktu pulang, sebab kepulangan siswa sering ditunggu oleh keluarganya yang menjemputnya.

5.      Tindak Lanjut dan Evaluasi Karyawisata
Sebagai tindak lannjut karyawisata terdapat berbagai hal yang perlu mendapat perhatian yakni :
a.       Meminta laporan karyawisata, apakah dalam bentuk tertulis, lisan, atau demonstrasi yang dapat dilanjutkan dengan diskusi. Laporan ini sering terabaikan sehingga menjadi lama baru dikumpulkan atau tidak dikumpulkan sama sekali. Padahai ini penting karena melalui laporansiswa, guru pembimbing dapat melihat sejauh mana keberhasilan belajar sisw sebagai hasil kunjungan itu.
b.      Member penilaian terhadap siswa atas dasar laporan tersebut disamping pengamatan langsung oleh  guru pembimbing selama pelaksanaan karyawisata.
c.       Dari hasil karyawisata, apabila dipandang perlu dapat pula diberikan tugas-tugas lain lebih lanjut.
Selain itu akan berguna pula kiranya apabila diadakan evaluasi terhadap karyawisata yang telah dilakukan bersama siswa dan guru untuk penyempurnaan karyawisata selanjutnya.
Dalam kesempatan ini penting ditinjau kembali hal-hal seperti :
a.       Apakah tujuan karyawisata tercapai?
b.      Apakah karyawisata telah direncanakan dengan baik?
c.       Apakah pelaksanaan karyawisata lancer sesuai rencana?
d.      Apakah kegiatan studi siswa pada objek karyawisata cukup terarah?
e.       Hambatan apa yang dihadapi dalam melakukan karyawisata?
f.       Apakah siswa dan guru pembimbing memperoleh keputusan dalam melakukan karyawisata?
g.      Apakah saran-saran perbaikan yang dapat disumbangkan dari siswa dan guru pembimbing bagi penyempurnaan apabila diadakan karyawisata yang akan datang?



B.     Kelebihan dan Kekurangan Karyawisata
1.      Kelebihan Metode Karyawisata
Metode karyawisata memiliki beberapa kelebihan diantaranya:
a.       Karyawisata menerapkan prinsip pengajaran modern yang memanfaatkan lingkungan nyata dalam pembelajaran.
b.      Membuat apa yang dipelajari di sekolah menjadi lebih relevan dengan kenyataan dan kebutuhan yang ada di masyarakat.
c.       Pembelajaran model seperti ini lebih merespon kreatifitas siswa.
d.      Informasi sebagai bahan pelajaran lebih luas dan aktual.
e.       Siswa dibiasakan mencari dan mengolah diri (secara berkelompok) tentang informasi.
f.       Karyawisata dapat membuat siswa lebih senang atau refresing dari kejenuhan karena selalu belajar di dalam kelas dan terbatas oleh empat dinding kelas saja. 
2.      Kekurangan metode karyawisata
Metode karyawisata juga memiliki beberapa kekurangan diantaranya:
a.       Biasanya suatu karyawisata terutama karyawisata yang memerlukan waktu panjang dan memerlukan biaya dan fasilitas  yang tidak selalu mudah disediakan siswa atau sekolah.
b.      Karyawisata sangat memerlukan perencanaan yang matang.
c.       Membutuhkan koordinasi dengan guru serta bidang lain agar tidak menjadi tumpang tindih waktu dan kegiatan selama karyawisata.
d.      Dalam karyawisata sering terjadi unsur rekreasi menjadi prioritas dari tujuan utama, sehingga unsur studinya menjadi terabaikan.
e.       Mengatur siswa yang banyak dalam perjalanan dan mengarahkan mereka kepada kegiatan studi terhadap objek karyawisata, bukanlah pekerjaan yang mudah.
f.       Membutuhkan tanggung  jawab guru dan sekolah atas kelancaran karyawisata dan keselamatan siswa terutama karyawisata dalam jangka panjang dan jauh lokasinya.
Ada beberapa kiat untuk mengatasi kekurangan diatas antara lain :
a.       Guru hendaknya bias memanfaatkan sumber belajar yang ada di sekitar lingkungan sekolah.
b.      Karyawisata dilakukan dengan prinsip murah meriah.
c.       Jadikanlah alam sekitar sebagai laboraturium bagi peserta didik.
d.      Biasakan anak didik ditantang dengan permasalahan yang terjadi di sekitarnya.
C.    Karakteristik Ilmu Pengetahuan Sosial di Mts
1.      Tujuan Pengajaran
Tujuan pengajaran ilmu pengetahuan sosial di Mts adalah agar siswa mampu memahami :
§  Gejala lingkungan alam dan kehidupan di muka bumi cirri khas satuan wilayah
§  Permasalahan yang dihadapi sebagai akibat adanya saling pengaruh antara manusia dengan lingkungannya.
2.      Ruang Lingkup Bahan Pembelajaran
Ruang lingkup bahan pembelajaran IPS meliputi hal-hal berikut ini :
a.       Gejala lingkungan alam dan kehidupan dalam kaitannya dengan susunan ke ruangan dan kewilayahan serta konsep yang bersangkutan.
b.      Pengetahuan kondisi daerah dan gambar/grafik untuk memindahkan pemahaman gejala fisik dan kehidupan, persebaran hubungan dan susunan satu dengan lainnya.
c.       Satuan-satuan wilayah dengan cirri khas masing-masing serta saling pengaruh satu dengan lainnya.
d.      Kemanfaatan dan permasalahan gejala fisik dan kehidupan yang ditemui siswa dalam kehidupan sehari-hari.
3.      Pelaksanaan Pembelajaran
Dalam rangka pencapaian tujuan pengajaran IPS, haruslah diusahakan agar dalam pertemuan-pertemuan tatap muka antara siswa dengan guru di kelas, selalu menggunakan peta, atlas, globe, dan media pembelajaran yang lain sebagai alat bantu belajar.
Hal lain yang juga perlu dibiasakan, mengingat cirri khas mata pelajaran IPS adalah kegiatan yang dapat membawa siswa untuk kontak langsung dengan kenyataan yang ditemui dalam kehidupan dan lingkungannya, sehingga kegiatan belajar mengajar IPS selain dilaksanakan di dalam kelas, juga dilaksanakan di luar kelas.
Kegiatan belajar mengajar di luar kelas dapat berupa pengamatan di dalam sekolah, pengamatan dan pengukuran terhadap gejala-gejala alam serta kehidupan ditempat tertentu dekat lingkungan sekolah dapat pula melalui pengamatan lapangandengan cara menggabungkan program karyawisata yang secara berkala diadakan di sekolah.
4.      Penilaian Hasil Belajar
Penilaian hasil belajar mengajar IPS meliputi penilaian proses dan penilaian hasil belajar maupun penilaian program pengajaran. Penilaian proses dan  hasil belajar mengacu pada tujuan, sasaran yang hendak dicapai dan uraian pada pokok bahasan/sub pokok bahasan yang mengisyaratkan kegiatan belajar mengajar nyang perlu dikembangkan sebagai contoh pada pokok bahasan tentang pengetahuan kegiatan belajar untuk pencapaian kemampuan pemahaman dan keterampilan.
Untuk penilaiannya tidaklah cukup hanya sebatas penggunaan tes objektif dan uraian saja, juga perlu pengamatan keterampilan siswa dalam menggunakan peta, atlas dan globe serta pemeriksaan hasil tugas pembuatan peta.




BAB III
METODE PENELITIAN
A.    Rancangan Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti memilih pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif adalah pendekatan yang menghasilkan penemuan-penemuan yang tidak dapat diperoleh dengan menggunakan prosedur statistik atau dengan cara lain dari pengukuran (Meleong, Lexi, 2002, Metodologi Penelitian Kualitatif, hal : 11).
Sedangkan jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas yang bertujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan kegiatan pembelajaran dalam mengatasi kesulitan dalam pembelajaran siswa.
Menurut T Raka Joni dan FX Soedarsono, penelitian tindakan kelas merupakan suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan kemampuan rasional dari tindakan-tindakan yang dilakukan serta memperbaiki kondisi-kondisi dimana praktek-praktek pembelajaran, penelitian ini dilakukan di MTs Subulus Salam Sukodono Pujer Bondowoso.
B.     Tahapan Penelitian
1.      Perencanaan Tindakan
Dalam penelitian tindakan kelas ini diharapkan kita dapat mengetahui efektifitas dari penerapan metode karyawisata dalam rangka upaya menjadikan IPS menarik dan dinikmati siswa kelas VII MTs Subulus Salam Sukodono Pujer. Sebagai upaya untuk mencapai hasil ,yang maksimal dan optimal dengan kerugian bersama, maka perlu dirumuskan skenario.
Adapun perencanaan skenario tersebut adalah sebagai berikut:
a.       Diskusi dengan wali kelas yang akan di teliti
b.      Observasi kondisi kelas VII MTs Subulus Salam
c.       Identifikasi permasalahan  dalam proses belajar mengajar
d.      Menyusun langkah-langkah pembelajaran yang sistematis
e.       Menyusun materi yang akan disampaikan
f.       Memformulasikan metode yang sesuai
g.      Membuat alat observasi untuk mengetahui keaktifan dan tingkat beraktifitas dalam proses belajar mengajar
h.      Menerapkan metode karyawisata
i.        Menyusun alat evaluasi
2.      Pelaksanaan Tindakan
Pada penelitian tindakan kelas ini, peneliti membagi menjadi 2 siklus, setiap siklus terdiri dari 2 kali pertemuan. Adapun pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang direncanakan IV, lima kali pertemuan yaitu sebagai berikut :
a.       Tahap awal
1.      Salam pembuka
2.      Menyampaikan tujuan pembelajaran/kompetensi yang harus dimiliki siswa
3.      Dalam proses belajar mengajar menerapkan metode karyawisata
b.      Tahap inti
1.      Peneliti memberikan stimulus tentang materi yang akan dibahas
2.      Peneliti membagi siswa menjadi beberapa kelompok
3.      Peneliti memberikan tugas  kepada masing-masing kelompok
4.      Peneliti mengatur jalannya observasi
5.      Tiap kelompok harus melaporkan hasil observasinya
6.      Peneliti memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya
7.      Peneliti mengevaluasi hasil kinerja siswa selama proses belajar mengajar berlangsung.
c.       Tahap akhir
1.      Peneliti mengklarifikasi permasalahan dan memberikan feed back atas permasalahn
2.      Peneliti memberikan tugas kuntuk mempelajari materiselanjutnya dan mengerjakan tugas-tugas yang telah ditentukan
3.      Peneliti mengakhiri pertemuan/salam penutup
3.      Observasi dan Interpretasi
Selama proses belajar mengajar berlangsung peneliti  melakukan    pengambilan data berupa hasil pengamatan dari hasil belajar siswa. Hasil pengamatan dicatat pada lembar pengamatan dan didokumentasikan. Hal-hal yang dicatat antara lain:
a.       Aktivitas siswa selama proses belajar mengajar berlangsung
b.      Output belajar siswa yang diperoleh dari nilai-nilai tugas observasi diluar kelas, keaktifan dan nilai tes ulangan harian siswa.
4.      Analisis dan Refleksi
Analisis data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data kedalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data (Miles dan Hubberman, 1992, Analisis Data Kualitatif, hal : 121).
Menurut Milles dan Hubberman, teknik analisa data terdiri dari 3 tahapan pokok yaitu :
1.      Reduksi data
2.      Paparan data
3.      Penarikan kesimpulan
Reduksi data merupakan proses pemilihan data yang relevan, penting, bermakna dan data yang tidak berguna untuk menjelaskan tentang apa yang menjadi sasaran analisis. Langkah yang digunakan adalah menyederhanakan dengan membuat jalan fokus, klasifikasi dan abstraksi data kasar menjadi data yang bermakna untuk dianalisis. Data yang telah direduksi selanjutnya disajikan dengan cara mendeskripsikan sikon dalam bentuk penyajian data yang memungkinkan untuk ditarik kesimpulan.
Kesimpulan merupakan intisari dari analisis yang memberikan pernyataan tentang dampak dari penelitian tindakan kelas data hasil pengamatan dan hasil belajar siswa, setelah dianalisis dapat digunakan untuk menyusun refleksi. Refleksi merupakan kegiatan sintesis, analisis, integrasi,interpretasi dan eksplantasi terhadap semua informasi yang diperoleh dari pelaksanaan tindakan. (Miles dan Hubberman, 1992, Analisis Data Kualitatif)
Terkait dengan penelitian ini, maka data yang diperoleh melalui observasi di ruangan kelas dianalisi untuk memastikan bahwa dengan menerapkan metode karyawisata dalam upaya mengingatkan penguasaan siswa terhadap pembelajaran IPS.
Dalam analisis data akan digunakan prosedur dan teknik yang sesai dengan tujuan yang ada atau yang akan d dicapai yaitu memberikan kesempatan kepada siswa untuk pengetahuan yang baru didapatnya lebih berharga, kkarena itu merupakan hasil temuan mereka sendiri, sehingga pada akhirnya siswa dapat menguasai pelajaran IPS terpadu.
C.    Siklus Penelitian
Dalam penelitian tindakan kelas ini, peneliti membagi menjadi dua siklus, tiap siklus terdiri dari 2 sampai 3 kali pertemuan. Hal ini sesuai dengan dua pokok bahasan yaitu memahami lingkungan dan melaksanakan kerjjs sama di sekitar rumah dan sekolah (2x45) menit dengan 4 kali pertemuan.
D.    Instrumen Penelitian
Dalam penelitian ini posisi peneliti dalam penelitian kualitatif cukup sulit karena terkait dengan perencanaan, pelaksanaan pengumpulan data, penafsiran data, dan pada akhirnya ia menjadi pelapor hasil penelitiannya. Definisi instrumen disini tepat sekali karena ia menjadi segalanya dari keseluruhan proses penelitian (Lexi Moloeng 2002, Metodologi Penelitian Kualitatif, hal : 121)
Adapun instrumen yang dapat dijadikan alat penunjang lainnya adalah pengamatan dengan lembar observasi perikanan siswa di luar kelas pada saat belajar mengajar nilai tugas dari setiap siklus dan nilai ulangan harian.  
E.     Teknik Pengumpulan Data
Data yang akurat akan diperoleh ketika proses pegumpulan data tersebut dipersiapkan dengan matang, dalam penelitian, penulis menggunakan beberapa teknik pengumpulan data yaitu :
1.      Metode Observasi
a.      Observasi Partisipan
Pengamatan dapat di klasifikasikan atas pengamatan melalui cara berperan serta dan yang tidak berperan serta. Pada pengamatan tanpa peran serta pengamatan hanya melakukan satu fungsi yaitu mengadakan pengamatan. Pengamat berperan serta melakukan peran sekaligus, yaitu sebagai pengamat dan menjadi anggota sesuai dari kelompok yang diamati. Pengamatan dapat pula dibagi atas pengamatan terbuka dan pengamatan tertutup, disini adalah pengamat dan latar penelitian. Pengamat secara terbuka diketahui oleh subjek, sedangkan sebaliknya objek dengan suka rela memberikan kesempatan kepada pengamat untuk mengamati peristiwa yang terjadi, dan mereka menyadari bahwa ada orang yang mengamati hal yang dilakukan mereka. Sebaliknya ,pada pengamatan tertutup, pengamatannya beroprasi dan mengadakan pengamatan tanpa diketahui oleh para subjeknya (Lexy Moloeng, 2002, Metodologi Penelitian Kualitatif, hal : 126).
Terkait dengan penelitian ini, maka observasi disini tujannya adalah observasi partisipatif. Cara ini digunakan agar data yang diinginkan sesuai dengan apa yang dimaksudoleh peneliti. Pengamatan partisipatif bermaksud bahwa peneliti turut berpartisipasi secara langsng dan bersifat aktif dalam kegiatan subjek yang diteliti dan menjadi pemandu acara agar keakuratan dan keutuhan datanya dapat tercapai sekaligus sebagai fasilitator.
Pengamat dalam hal ini menjadi anggota penuh dari kelompok yang diamatinya. Dengan demikian ini dapat memperoleh informasi apa saja yang diperoleh termasuk yang dirahasiakan sekalipun. Demikian juga kadang-kadang mengarahkan objek yang diteliti untuk melaksanakan tindakan yang mengarah pada data yang ingin diperoleh peneliti.
b.      Obserfasi Aktifitas Kelas
Merupakan suatu pengamatan langsung terhadap siswa dengan memperhatikan tingkah lakunya dalam proses belajar mengajar maupun dalam model pembelajaran apapun. Sehingga peneliti memperoleh gambaran suasana kelas dan peneliti dapat mmelihat langsung siswa dalam proses belajar mengajar.
Sehubungan dengan penelitian ini, maka observasi disini maksudnya adalah observasi aktivitas kelas yang dilaksanakan oleh peneliti dan siswa yang diteliti ketika peneliti mengajar di kelas yang menerapkan metode karyawisata. Observasi secara langsung yang dilakukan peneliti ini agar memperoleh data-data yang berguna bagi penelitiannya.
2.      Pengukuran Hasil Tes Hasil Belajar
Data yang diperoleh dari lapangan akan dibandingkan oleh peneliti dengan menggunakan lembar observasi perilaku siswa, out put dari evaluasi tugas, nilai ulangan harian, juga dilihat dari keaktifan objeknya.
Untuk mempermudah peneliti dalam mengumpulkan data dan data yang diperoleh tidak hilang maka peneliti melakukan perekaman dengan cara membuat catatan dari hasil yang telah diperoleh selama proses penelitian. Teknik perekaman yang dilakukan adalah dengan membuat catatan-catatan pada lembar pedoman observasi prilaku siswa berdasarkan perkembangan siswa setiap siklus, yaitu siklus 1 dan siklus 2.
F.     Pengecekan Keabsahan Data
Untuk mengecek keabsahan data dalam penelitian tindakan kelas inipeneliti menggunakan tringulasi. Tringulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data untuk keperluan pengecekan atau sebagai perbandingan terhadap data tersebut (Lexi Moloeng, 2002, Metodologi Penelitian Kualitatif, hal : 178).
Sehubungan dengan penelitian ini, maka data yang dijadikan perbandingan adalah lembar pedoman observasi perilaku siswa, hasil dari nilai tugas (siklus 1 dan siklus 2), keaktifan siswa, dan nilai ulangan harian.
G.    Indicator Kinerja
Sebagai tolak ukurnya, penelitian ini yang dilaksanakan selama lima kali pertemuan pada saat proses belajar mengajar dengan observasi di  luar kelas sudah cukup untuk menilai kelas apakah penerapan metode karyawisata dalam upaya menjadikan IPS lebih menarik dan lebih diminati siswa sudah tercapai.
Hal tersebut dapat kita lihat melalui catatan pada lembar observasi perilaku siswa pada saat mengikuti proses kegiatan belajar mengajar, nilai tugas dan tes ulangan harian.



BAB IV
PENYAJIAN DATA DAN HASIL PENELITIAN
1.1. Deskripsi Awal Pengetahuan Siswa
Untuk mendapat tingkat gambaran tingkat penguasaan siswa terhadap materi pelajaran IPS dengan menggunakan metode karyawisata, maka peneliti mengadakan tes awal yang bertujuan untuk mengetahui tingkat kemampuan secara umum sebelum peneliti mengadakan penelitian menggunakan metode karyawisata dalam pelajaran IPS.
Demikian pula tes awal ini bertujuan untuk mengetahui kelemahan siswa dalam pelajaran IPS sebelum menerapkan karyawisata.
Hasil tes awal ini juga merupakan pedoman untuk mengadakan perbaikan yang akan diatasi pada pelaksanaan tindakan tiap siklus penelitian. Maksud dari tes awal ini adalah memberikan soal untuk dikerjakan oleh siswa yang dilakukan pada tanggal 13 desember 2008 dengan alokasi jam pelajaran. Jumlah soal sebanyak 10 item yang terdiri dari 5 item pilihan ganda dan 5 item soal uraian. Adapun hasil yang diperoleh siswa adalah sebagaimana terlampir, secara konkret dapat dilihat pada tabel berikut :
No
Skor
Nilai
Keterangan
1
Tertingi
55

2
Terendah
20


Rata-rata
37,5

Sedangkan ketuntasan belajar dan daya serap siswa secara umm dapat di informasikan sebagai berikut :
·         Siswa yang tuntas belajar sebanyak 4 orang
·         Siswa yang belum tuntas sebanyak 8 orang
·         Secara klasikal daya serap siswa adalah 38,75
Hasil evaluasi tes awal sebagaimana tersebut di atas menunjukkan bahwa siswa yang belum mampu menyerap pembelajaran IPS dengan menggunakan metode konvensional adalah sebanyak 8 orang atau 66,67% ini berarti bahwa siswa dalam mengerjakan tes awal ini masih tergolong lemah dan belum mampu menyerap materi pembelajaran sebagaimana yang diharapkan.
1.2. Pelaksanaan Tindakan Siklus
1.2.1.      Perencanaan Pembelajaran Siklus I
Berdasarkan hasil yang diperoleh dari deskripsi pengetahuan awal siswa, maka dibuatlah perencanaan pembelajaran yang bertujuan untuk mengatasi kelemahan siswa dalam menyelesaikan soal-soal sebagaimana dalam protest.
Perencanaan pelaksanaan tersebut adalah :
·         Menyusun materi pembelajaran
·         Menyiapkan lembar observasi
·         Menyiapkan lembar kerja siswa
·         Membentuk kelompok belajar siswa sesuai dengan prediksi guru
·         Menyiapkan tes akhirpembelajaran.
1.2.2.      Pelaksanaan Pembelajaran siklus I
Pelaksanaan pembelajaran siklus I ini dilaksanakan pada tanggal 4 April sampai tanggal 9 April 2016
Pelaksanaan pembelajaran ini dilaksanakan oleh peneliti yang dilaksanakan oleh seorang peneliti dibantu oleh satu orang guru IPS lainnya. Setelah peneliti mengadakan pembelajaran dalam siklus I, maka langkah selanjutnya adalah mengadakan test akhir pembelajaran tindakan yang dilaksanakan pada tanggal 19 April 2016.
Tes akhir pembelajaran tindakan ini dimaksudkan untuk mengetahui hasil yang diperoleh siswa dalam pelaksanaan pembelajaran pada siklus I yang berpedoman pada indikator kerja seperti yang telah ditetapkan peneliti.
Adapun hasil pembelajaran pada siklus I ini dapat diinformasikan sebagai beriku :
·         Siswa yang tuntas belajar sebanyak 7 Orang
·         Siswa yang belum tuntas belajar sebanyak 5 orang
·         Secara klasikal daya serap siswa adalah 51,25
Hasil evaluasi tes akhir pada siklus I ini menunjukkan bahwa siswa belum mampu menyerap pembelajaran IPS dengan menggunakan metode karyawisata adalah sebanyak % atau 41,67%, ini berarti bahwa siswa dalam mengerjakan tes akhir tindakan siklus I ini megalami peningkatan dibandingkan dengan menggnakan metode konvensional artinya bahwa metode karyawisata cocok digunakan dalam pembelajaran IPS kelas VII MTs Subulus Salam Sukodono Pujer Bondowoso.
Secara informatif hasil tes akhir tindakan siklus ini daat dilihat pada tabel berikut :
No
Skor
Nilai
Keterangan
1
Tertinggi
80

2
Terendah
20


Rata-rata
50.00


Secara persentase ketuntasan belajar siswa adalah sebagai berikut :
No
Ketuntasan
Frekuensi
Persentase (%)
1
Siswa yang tuntas
7
58,33
2
Siswa yang belum tuntas
5
41,67

Jumlah
12
100,00

Berdasrkan pada perhitungan pada tabel di atas maka dapat diketahui bahwa daya serap siswa secara klasikal adalah sebesar 51,25%.
1.2.3.      Observasi Siklus I
Observasi terhadap aktivitas dikelas dilaksanakan pada waktu pembelajaran berlangsung dan selalu observer ialah salah satu guru IPS yang di tunjuk oleh peneliti. Selama proses pembelajaran berlangsung observer dalam mengadakan observasi mengacu pada yang telah disediakan oleh peneliti.
Berdasarkan hasil observasi terhadap pelaksanaan pembelajaran IPS menerapkan metode karyawisata dalam penelitian tindakan siklus ini mengalami peningkatan yang cukup berarti baik dari segi motivasi belajar, ketekunan, efektivitas pembelajaran, antusias siswa dalam mengikuti pembelajaran, kerja sama dan lainnya. Meskipun demikian keberhasilan ini masih perlu ditingkatkan untuk mencapai keberhasilan yang lebih baik.
1.3. Pelaksanaan Tindakan Siklus 2
1.3.1.      Perencanaan Pembelajaran Siklus 2
Berdasarkan hasil yang diperoleh dan dari deskripsi pengetahuan awal siswa, maka dibuat perencanaan pembelajaran yang bertujuan untuk mengatasi kelemahan siswa dalam menyelesaikan soal-soal sebagaimana dalam pre test.
Perencanaan pembelajaran tersebut sebagai berikut :
·         Menyusun materi pembelajaran
·         Menyiapkan lembar observasi
·         Menyiapkan lembar kerja siswa
·         Membentuk kelompok belajar sesuai dengan prediksi guru
·         Menyiapkan tes akhir pembelajaran (tes akhir tindakan)
1.3.2.      Pelaksanaan Pembelajaran Siklus 2
Pelaksanaan pembelajaran siklus 2 ini dilakukan sebanyak 2 kali yaitu pada tanggal 16 April 2016 dan tanggal 19 April 2016.
Pelaksanaan pembelajaran ini dilaksanakan oleh peneliti yang dibantu oleh satu orang guru IPS
Setelah peneliti mengadaka pembelajaran pada siklus 2 ini, maka langkah selanjutnya adalah mengadakan tes akhir pembelajaran tindakan yang dilakukan pada tanggal 25 April 2016.
Tes akhir pembelajaran tindakan ini dimaksudkan untuk mengetahui hasil yang diperoleh siswa dalam pelaksanaan pembelajaran siklus 2 yang berpedoman pada indikator kinerja seperti yang telah ditetapkan peneliti. Adapun hasil pembelajaran pada siklus 2 ini dapat dijelaskan sebagai berikut :
·         Siswa yang tuntas belajar ada 10 orang
·         Siswa yang belum tuntas ada 2 orang
·         Secara klasikal daya serap siswa adalah 67,91
Hasil evaluasi tes akhir belajar pada siklus 2 ini menunjukkan bahwa siswa yang belum mampu menyerap pembelajaran IPS dengan menerapkan metode karyawisata adalah sebanyak 2 atau 16,67% ini berarti bahwa siswa dalam mengerjakan tes akhir tindakan siklus 2 ini mengalami peningkatan signifikan dibandingkan dengan pelaksanaan tindakanpada siklus 1, ini berarti bahwa penerapan metode karyawisata dalam pembelajaran IPS kelas VII MTs Subulu Salam Sukodono Pujer Bondowoso terbukti semakin baik hasil yang diperoleh siswa.
Secara informatif hasil tes akhir tindakan siklus 2 ini dapat dilihat pada tabel berikut :
No
Skor
Nilai
Keterangan
1
Tertinggi
90

2
Terendah
40


Rata-rata
65


Sedangkan persentase ketuntasan belajar siswa alah sebagai berikut :
No
Ketuntasan
Frekuensi
Persentase (%)
1
Siswa yang tuntas
10
83,33
2
Siswa yang belum tuntas
2
16,67

Jumlah
12
100,00
Berdasarkan perhitungan pada tabel di atas maka dapat diketahi bahwa  daya serap siswa secara klasikal adalah sebesar 67,91%
1.3.3.      Observasi Siklus 2
Observasi terhadap aktivitas di kelas yang dilaksanakan pada waktu pembelajaran berlangsung, selalu observer adalah seorang guru IPS yang ditunjuk oleh peneliti selama proses pembelajaran berlangsung observer dalam mengadakan observasi mengacu pada format yang telah disediakan oleh peneliti.
Berdasarkan hasil observasi terhadap pelaksanaan pembelajaran IPS menerapkan metode karyawisata dalam penelitian tindakan siklus 2 ini mengalami peningkatan yang cukup ,signifikan dibandingkan dengan tes awal dan tes akhir tindakan siklus 1 baik dari segi motivasi belajar, kesungguhan, efektivitas pembelajaran, antusiasme siswa dalam mengikuti pembelajaran, kerja sama dan lainnya. Meskipun demikian keberhasilan ini masih perlu ditingkatkan untuk mencapai keberhasilan yang lebih baik.






BAB V
PENUTUP
5.1.  Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas sebagaimana dilakukan oleh peneliti, maka daat diambil kesimpulan :
Ø  Bahwa penerapan metode karyawisata dapat meningkatkan penguasaan siswa kelas VII MTs Subulus Salam Skodono Pujer Bondowoso dalam pembelajaran IPS.
Ø  Bahwa penerapan metode karyawisata sangat tepat dan cocok dengan situasi san kondisi siswa kelas VII MTs Subulus Salam Sukodono Pujer Bondowoso.
5.2.  Saran
Ø  Metode karyawisata pembelajaran IPS perlu dibiasakan untuk dijadikan sebagai salah satu alternatif metode yang harus dipergunakan oleh guru IPS, karena hasil penelitian ini bahwa metode karyawisata dapat meningkatkan penguasaan siswa terhadap pembelajaran IPS.
Ø  Seorang guru dituntut untuk selal meng-update pembelajaran yang digunakan, hal ini dimaksudkan untuk meminimalisir kejenuhan dan bosan siswa dalam belajar.
Ø  Kreativitas dari seorang gur sangat diperlukan untuk mewujudkan pembelajaran yang aktif, kreatif, inovatif, efektif dan menyenangkan.




DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu, 1986, Metode Khas Pendidikan Agama, Bandung CV Amrico
Sujana, Nana, 1991, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung, Trigenda Karya
Surahmad, Winarno, 1994, Pengantar Interaksi Belajar Mengajar, Bandung Tarsito
Meleong, Lexi, 2002, Metodologi Penelitian Kualitatif
Miles dan Hubberman, 1992, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta Bina Aksara

Komentar

  1. MicroTouch Titanium Trimmer - Stainless Steel Wire - TITANIAN ARTS
    The quality of the 3-piece Stainless Steel trimmer is a rather surprising result. They provide an extremely attractive and ergonomic design titanium hair trimmer to both beginners and experienced users.Pros and cons remmington titanium include: Excellent build quality citizen super titanium armor ⋅ Extremely comfortable ⋅ titanium pot Almost too small Rating: 5 · ‎5 reviews titanium white dominus price

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

مراجعة كتاب البيان لعبد الحميد حكيم : بقلم حسن بصري

Agustus 2017 : Kado Terindah Untuk MTs Subulus Salam